Matematika merupakan pelajaran yang ditakuti oleh semua peserta didik, baik jenjang dasar maupun menengah atas atau kejuruan.
Karena matematika merupakan pelajaran yang sulit dipelajari oleh peserta didik pada umumnya, karena berkaitan dengan angka, perhitungan pasti dan menggunakan rumus dalam pengerjaannya.
Belajar matematika sangat berbeda dengan belajar bahasa atau ilmu sosial lainnya. Dalam belajar bahasa atau ilmu sosial peserta didik bisa belajar secara mandiri dengan mencari referensi disiplin ilmu yang dipelajari.
Namun berbeda dengan pelajaran matematika, dimana peserta didik memerlukan pendampingan langsung dari tenaga pendidik yang mengampu mapel tersebut.
Bertepatan saya salah satu tenaga pendidik di SMK swasta yang ada di kabupaten Banyuwangi yang mengampu mata pelajaran matematika.
Sebagai sekolah swasta yang berada dibawah naungan yayasan, perlu upaya yang lebih untuk memperoleh peserta didik baru. Disamping itu harus mampu bersaing dengan kompetitor yang berada disekitar. Dengan input peserta didik menengah ke bawah dibutuhkan tenaga dan pemikiran ekstra untuk menuntun peserta didiknya didalam proses pembelajaran.
Bertepatan saya mengajar di kelas X dibeberapa jurusan yang ada. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari. Bahkan di jenjang SMP, pelajaran matematika menjadi momok tersendiri bagi peserta didik.
Apalagi di lembaga tempat saya mengajar dimana peserta didik baru yang masuk merupakan peserta didik yang tidak dimasuk di SMA Negeri. Secara kualitas kemampuan peserta didiknya menengah dan kebanyakan dibawah rata-rata.
Kenapa matematika menjadi pelajaran yang susah untuk dipahami?
Beberapa alasan yang saya dengar dari peserta didik diantaranya:
- Kebanyakan dari mereka tidak menyukai pelajaran matematika mulai dari tingkat dasar maupun menengah pertama.
- Sebagian dari mereka tidak cocok dengan tenaga pendidik yang mengejar di jenjang sebelumnya, sehingga memberikan persepsi bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit untuk dipelajari.
- Pelajaran matematika merupakan mata pelajaran eksak, terkait dengan perhitungan dan rumus-rumus dan hasil akhir yang pasti.
- Jika salah dalam menggunakan rumus maka hasil akhirnya juga salah.
- Dampak yang ditimbulkan dari beberapa alasan diatas terhadap pembelajaran matematika di kelas adalah ketimpangan pemahaman antara peserta didik yang satu dengan lainnya dalam merespon pelajaran matematika.
- Ironisnya lagi dari materi yang disampaikan hanya sepuluh persen peserta didik yang bisa menguasainya. Banyak dari peserta didik yang kurang paham dengan pelajaran yang diberikan, sisanya malah tidak paham sama sekali.
- Fenomena seperti ini kerab sekali saya temui yang nantinya berdampak pada nilai harian peserta didik, penilaian tengah semester sampai penilaian akhir semester. Nilai rapot semester untuk pelajaran matematika banyak sekali yang tidak tuntas. Hal ini dikarenakan nilai tersebut masih jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
- Disamping itu juga berdampak pada kondisi kelas yang kurang kondusif, ini dikarenakan ketika peserta didik sudah tidak fokus pada pelajaran yang diberikan mereka akan acuh, asik dengan kegiatan mereka sendiri. Ini yang membuat kelas menjadi ramai, sehingga mengganggu peserta didik yang lain.
- Hal ini menjadi titik persoalan yang serius bagi tenaga pendidik, agar peserta didik bisa kembali fokus ke pelajaran yang diberikan, peserta didik bisa menerima pelajaran dengan pemahaman yang sama dan suasana kelas yang nyaman, tenang dan kondusif serta diakhir evaluasi pembelajaran bisa tuntas tanpa kendala.
- Dari pengalaman itu saya menggunakan pola atau sistim pembelajaran yang saya rasa lebih menarik dan efektif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
- Diawal pembelajaran baru, saya mencoba memberikan asesmen diagnosis kepada peserta didik. Dari situ saya memperoleh informasi terkait minat terhadap pelajaran matematika. Setelah itu saya memetakan kemampuan peserta didik sesuai dengan asesmen diagnosis yang telah saya baca dan membagi peserta didik yang ada dikelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen, artinya dalam satu kelompok minimal ada satu anak yang minat dan bakat di pelajaran matematika.
- Jadi harapannya peserta didik tersebut bisa menjadi tutor sebaya sehingga bisa mendampingi teman dalam satu kelompok dalam proses pembelajaran. Masing-masing anggota kelompok bisa saling diskusi, tanya jawab dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.
- Setelah itu saya merancang model pembelajaran matematika dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan peserta didik dengan menghargai dan menghormati hak peserta didik untuk belajar.
- Disamping itu juga menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan dan bermakna juga mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, jadi tidak ada anak yang tertinggal.
- Berikutnya adalah menanamkan growth mindset yaitu pola pikir yang harus dimiliki jika ingin sukses dalam karir. Mendorong kemampuan belajar peserta didik mengelola pembelajarannya secara mandiri dan pembelajaran yang relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai dengan konteks kehidupan.
- Jadi peserta didik tahu aplikasi ilmu yang dipelajari dengan korelasi didalam kehidupan sehari-hari. Selain model pembelajaran, perangkat pembelajaran juga tak kalah pentingnya untuk mewujudkan capaian pembelajaran yang diharapkan.
- Mulai dari membuat alur tujuan pembelajaran yang mengandung prinsip sederhana dan informatif, esensial dan kontektual, berkesinambungan, pengoptimalan tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap), operasional dan aplikatif, adaptif dan fleksibel.
- Selain itu modul ajar menjadi instrumen penting dalam proses pembelajaran. Modul ajar yang baik mengandung prinsip relevan, kontekstual dan kesinambungan dengan alur dan prosedur yang sistematis.
- Dari model pembelajaran, alur tujuan pembelajaran sampai modul ajar ini lah yang menjadi peran penting dalam menentukan capaian pembelajaran peserta didik di kelas.
- Setelah beberapa pertemuan ada perubahan yang sangat signifikan dalam proses pembelajaran dikelas yang saya ajar. Mulai dari kegiatan tidak terpusat lagi ke tenaga pendidik, namun lebih banyak forum diskusi dan tanya jawab antar kelompok yang sudah dibentuk.
- Diawal kegiatan pembelajaran tenaga pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, selanjutnya memberikan motivasi terkait pembelajaran yang akan disampaikan, menstimulus peserta didik agar lebih semangat untuk belajar dan ketika dalam proses pembelajaran nampak membosankan, tenaga pendidik memberikan ice breaking kepada peserta didik agar situasi didalam kelas mencair kembali dan bersemangat.
- Kelompok yang sudah terbentuk bisa memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan adanya tutor sebaya, jadi teman yang sudah menguasai materi yang disampaikan bisa mendampingi teman yang dirasa kurang paham dalam kelompok masing-masing.
- Karena bahasa yang digunakan dirasa lebih sederhana dan mudah untuk dipahami, disamping itu juga peserta didik tidak akan sungkan jika belajar dengan temannya sendiri. Akan muncul keinginan yang kuat untuk bisa dikarenakan pendampingan dan dorongan dari teman yang lain.
- Setelah tugas selesai dikerjakan maka tiap kelompok akan mempresentasikan didepan kelas. Sedangkan kelompok yang lain akan memberikan tanggapan terhadap materi yang dipresentasikan.
- Apapun hasil presentasi dari kelompok itu, tenaga pendidik memberikan apreasiasi agar pada kesempatan berikutnya bisa lebih baik lagi. Diakhir sesi pembelajaran tenaga pendidik memberikan kesimpulan hasil presentasi dari tiap kelompok dan diakhir kegiatan pembelajaran tenaga pendidik memberikan elaborasi.
- Terbukti sebelum saya memakai metode pembelajaran diatas, tingkat pemahaman peserta didik hanya diangka sepuluh persen saja, dari 36 peserta didik hanya 4 – 5 peserta didik saja yang menguasai.
- Setelah melakukan metode tersebut tingkat pemahaman peserta didik naik menjadi 70 – 80 %, dari 36 peserta didik sekitar 27 peserta didik yang menguasai materi lebih baik dari sebelumnya. Sebuah perubahan yang signifikan.
- Terbukti juga dari nilai harian peserta didik yang semakin hari semakin bagus, sampai nilai rapot peserta didik banyak yang diatas KKM. Tak terlepas dari itu semua, masih ada beberapa peserta didik yang belum tuntas namun prosentasenya sudah berkurang jauh.
- Khusus bagi peserta didik yang masih belum bisa mengejar kemampuan peserta didik yang lain akan diberikan penangan khusus dengan memberikan teknik pembelajaran yang berbeda.
- Saya meluangkan waktu tersendiri untuk memberikan motivasi agar mereka lebih giat untuk belajar. Setelah niat dan semangat mereka tumbuh kembali, baru saya bisa memberikan materi yang belum tuntas dengan pendekatan secara persuasif serta menggunakan metode pembelajran yang lebih sederhana.
- Kuncinya harus konsisten sampai peserta didik tersebut benar-benar bisa menguasai materi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pesan yang bisa saya ambil sebagai tenaga pendidik yang mengajar di SMK swasta dengan keterbatasan pemahaman peserta didik yang berbeda, kunci dari seorang tenaga pendidik dalam mengajar dan mendidik adalah ikhlas secara lahir – batin untuk menuntun segala kodrat yang ada pada peserta didiknya, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
- Kata tuntunan disini adalah hidup tumbuhnya anak terletak diluar kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik. Jangan ada istilah mengajari ikan untuk terbang dan mengajari burung untuk berenang.
- Setiap anak punya kodrat sendiri-sendiri terlepas dari kelebihan dan kekurangan.
- Jadilah guru yang bisa menginspirasi anak didiknya, agar mereka punya pedoman dalam hidup, siapa yang bisa dijadikan tauladan didalam kehidupannya kelak. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, ditangan guru nasib masa depan negara ini akan dipertaruhkan. (ABS).