Dalam peringatan Bulan Bahasa dan Sastra 2025, SMK Muhammadiyah 8 Siliragung menghadirkan nuansa berbeda lewat gelaran Swara Kata Bulan Bahasa 2025: Berkarya dengan Bahasa, Berbudaya dengan Sastra. Acara ini tidak hanya menjadi ajang lomba baca puisi dan bercerita tingkat SD/MI se-Kabupaten Banyuwangi, tetapi juga ruang inspiratif bagi tumbuhnya semangat literasi di kalangan pelajar.
Di antara para tokoh sastra yang hadir, sosok Andi Budi Setiawan, Ketua Komunitas Pecinta Literasi Banyuwangi (KOPIWANGI), menjadi figur sentral yang membawa warna tersendiri bagi acara tersebut.
Dikenal sebagai sastrawan yang peduli terhadap perkembangan sastra di dunia pendidikan, Andi hadir bukan sekadar sebagai tamu kehormatan, melainkan juga juri lomba baca puisi dan bercerita yang penuh dedikasi.
Bagi Andi, sastra adalah jembatan yang menghubungkan logika dengan rasa. Ia memandang bahwa kegiatan literasi di sekolah, baik di tingkat dasar maupun menengah, merupakan fondasi penting untuk menumbuhkan karakter, empati, dan daya pikir kritis.
Pandangannya itu ia buktikan lewat berbagai kegiatan literasi yang konsisten ia dukung bersama KOPIWANGI di berbagai wilayah Banyuwangi.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Andi membuka acara dengan pantun, mengajak peserta dan hadirin untuk merayakan bahasa dengan gembira.
Suaranya yang lantang berpadu dengan pesan yang hangat, membuat suasana ballroom ED Hotel SMK Model Siliragung terasa hidup. “Dalam lomba, menang atau kalah itu hal biasa,” ujarnya. “Yang penting tampil dengan hati senang, bahagia, dan sepenuh hati. Karena dari situlah lahir semangat literasi yang sejati.”
Ungkapan itu menggambarkan filosofi sederhana yang ia pegang: bahwa literasi bukan soal lomba, tetapi tentang proses menikmati dan memaknai setiap kata sebagai jalan menuju kebijaksanaan.
Sebagai penulis yang fokus dan konsisten di dunia literasi, Andi Budi Setiawan dikenal bukan hanya menulis untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menggerakkan.
Ia menulis dengan kesadaran bahwa setiap kata memiliki daya untuk menyalakan semangat dan membentuk karakter.
Trilogi buku puisinya — Algoritma Cinta (2021), Eunoia Sangkakala (2021), dan Rumah Ilalang (2025) — menjadi jejak nyata dari perjalanan kreatif sekaligus bukti kesungguhannya dalam mengabdikan diri pada dunia sastra.
Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan literasi, seperti Swara Kata Bulan Bahasa 2025, menegaskan bahwa seorang sastrawan sejati tidak hanya berkarya di atas kertas, tetapi juga hadir di tengah dunia pendidikan untuk menumbuhkan semangat berkarya di hati generasi muda.
Di akhir sambutannya, Andi BS kembali menutup kegiatan dengan pantun dalam bahasa Using, bahasa daerah Banyuwangi yang ia cintai dan sering ia gunakan sebagai medium sastra.
Dengan gaya khasnya, pantun itu mengundang senyum sekaligus refleksi bagi para peserta dan tamu undangan.
Kehadiran Andi Budi Setiawan di Swara Kata Bulan Bahasa 2025 bukan sekadar simbol apresiasi terhadap bahasa dan sastra, melainkan teladan nyata tentang bagaimana seorang sastrawan dapat menanamkan nilai literasi dengan ketulusan dan konsistensi.
Melalui semangatnya, ia membuktikan bahwa kata-kata tidak hanya bisa dibaca, tetapi juga bisa menggerakkan.
