Suasana haru dan semarak mewarnai peluncuran buku puisi berbahasa Using bertajuk “Sangang Puluh Sanga (99)”, karya Drs. Ir. Jainuri, NZ, M.Pd yang digelar di LKP TMB Elit, Lemahbang Dewo, Sabtu (12/10).
Buku Sangang Puluh Sanga (99) merupakan karya ketiga Jainuri dalam genre puisi berbahasa Using, setelah sebelumnya ia menerbitkan Guritan Telu Likur (23) dan Guritan Suwidak Siji (61).
Ketiga buku tersebut membentuk semacam trilogi yang memperlihatkan konsistensi dan dedikasi Jainuri dalam menghidupkan bahasa Using melalui sastra.
Acara yang dipandu oleh Nikmatur Rosyida ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan pegiat seni budaya. Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, S.Pd, M.M; Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Drs. Hasan Basri; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, M.Si; budayawan sekaligus Ketua Kiling Using, Aekanu Hariyono; serta perwakilan dari berbagai komunitas literasi dan seni, termasuk komunitas sastra Kopiwangi.
Para peserta yang hadir berasal dari beragam elemen, mulai dari pengajar, pegiat literasi, seniman, budayawan, serta mahasiswa dan pelajar yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap peluncuran buku ini.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, S.Pd., M.M, memberikan apresiasi mendalam terhadap karya Jainuri. Ia bahkan membacakan salah satu puisi dari buku tersebut yang berjudul “Guru”. “Inilah hasil kristalisasi intuisi yang kemudian dijadikan karya. Sebuah proses kreatif yang tidak bisa diraih secara instan,” ungkapnya. Ia menambahkan, “Jika seseorang bisa terus melahirkan karya, berarti orang itu luar biasa. Apalagi jika karya itu mampu menginspirasi dan mengangkat budaya lokal seperti yang dilakukan Pak Jainuri.”
Sementara itu, dalam testimoni, Aekanu Hariyono, budayawan Banyuwangi yang juga Ketua Kiling Using, menyampaikan bahwa kehadiran buku Sangang Puluh Sanga (99) menjadi oase dalam upaya pelestarian budaya daerah, khususnya bahasa Using. “Karya ini bisa digunakan untuk nguri-nguri Bahasa Using agar tetap hidup di kalangan generasi muda. Ini penting agar anak-anak kita tidak kehilangan jati dirinya,” ujarnya.
Apresiasi tertulis juga datang dari Ketua DKB, Drs. Hasan Basri. Ia menilai buku puisi Using karya Jainuri memiliki kompleksitas yang tinggi, bukan hanya dari sisi bahasa, tetapi juga tema-tema yang diangkat.
Acara peluncuran buku juga dimeriahkan oleh berbagai penampilan seni, salah satunya penampilan Avila, murid MI Islamiyah Rogojampi, yang membawakan dongeng berjudul Sritanjung Hidup Lagi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, M.Si, turut memberikan testimoni. Ia berharap karya ini dapat menjangkau lebih luas generasi muda. “Pak Jaenuri menginspirasi kita semua. Buku ini bisa menjadi jendela budaya. Anak-anak muda Banyuwangi harus tahu bahwa bahasa Using itu kaya, dan puisi adalah cara indah untuk menyampaikannya,” tegas Taufik.
Sementara itu, Ketua komunitas Kopiwangi, Andi Budi Setiawan, yang juga dikenal sebagai penyair puisi, turut memberikan apresiasi dengan peluncuran buku puisi ini. “Buku ini bukan sekadar kumpulan puisi, melainkan tonggak sejarah bagi perkembangan literasi lokal. Kita perlu mendukung lebih banyak karya seperti ini agar semangat berkarya tidak pernah padam, khususnya dalam bahasa ibu kita sendiri,” kata Andi.
Buku Sangang Puluh Sanga (99) berisi 99 puisi yang seluruhnya ditulis dalam bahasa Using. Sebuah usaha nyata dari Jainuri untuk memperkenalkan kembali keindahan bahasa lokal kepada khalayak yang lebih luas, sekaligus mendokumentasikannya dalam bentuk karya sastra yang dapat dinikmati lintas generasi.
Acara peluncuran ini bukan hanya menjadi ajang perayaan karya sastra, tetapi juga ruang temu dan diskusi lintas komunitas tentang pentingnya menjaga budaya dan bahasa daerah di tengah arus globalisasi.